Kisah Robin Li, Perintis Baidu.com









Robin Li adalah seorang pebisnis internet dari Tiongkok. Berdasarkan Forbes, ia menempati posisi ke-62 orang terkaya di dunia. Ia dikenal sebagai pemimpin dan pendiri mesin pencari online yaitu Baidu.com, mesin pencari online terbesar di Tiongkok.


Di tengah persaingan ketat Google dan Yahoo sebagai dua search engine terbesar di dunia, muncul pendatang baru dari Asia yang perlahan tapi pasti mulai memberi ancaman. Itulah Baidu, mesin pencari yang mulai menebar pesona di dunia maya.

Robin Li lahir pada 17 November 1968 di Yangquan, Shanxi, Cina. Li berasal dari keluarga kelas bawah dengan kehidupan yang sangat sederhana. Ayah dan ibunya hanya bekerja sebagai buruh pabrik. Li adalah satu-satunya anak laki-laki di antara empat orang saudara perempuannya.

Latar belakang kehidupannya keluarganya yang serba terbatas itulah yang memacu Li untuk maju dan menjadi orang yang mapan. Ia selalu ingat pesan ibunya yang selalu berkata, “Keluarga kita bukanlah keluarga kaya. Kalau kamu ingin memiliki pekerjaan yang bagus, kamu harus belajar dengan giat dan sekolah sampai ke perguruan tinggi!”

Untuk mewujudkan pesan sang ibunda, Li giat belajar sejak usia dini. Hasilnya, ia meraih prestasi terbaik dalam ujian seleksi masuk Sekolah Menengah Atas. Setelah lulus SMA pada 1987, Li kembali mengukir tinta emas dengan lulus sebagai peserta terbaik dari Yangquan dalam seleksi untuk menjadi mahasiswa perguruan terkemuka di Cina. Prestasi akademis yang menjulang itulah yang membuat Li diterima sebagai mahasisawa di Universitas Peking. Di perguruan tinggi terbesar yang terletak di bekas ibu kota Cina itu, Li memilih bidang studi manajemen informatika perpustakaan.

Li menamatkan kuliah dalam waktu 4 tahun, yakni pada tahun 1991. Setelah meraih gelar sarjananya, Li mencoba peruntungan dengan mengirimkan berpuluh-puluh surat lamaran ke berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat. Li sangat berharap salah satu dari lamarannya itu diterima karena ia memang sangat ingin kuliah di Amerika Serikat. Sembari menunggu hasilnya, Li bekerja seadanya, sekedar untuk bertahan hidup dan mengisi waktu.

Bulan demi bulan pun berlalu tanpa ada kabar. Hingga akhinya, di akhir tahun 1991, Li mendapat kabar baik. Ia mendapat surat panggilan dari State University of New York. Dengan girang, Li pun berangkat ke negeri paman sam atas biaya sendiri yang telah lama dikumpulkannya. Di State University of New York, Li mengambil jurusan ilmu komputer dan lulus dengan meraih gelar master pada 1994.

Kemudian, Li bekerja pada Dow Jones and Company sebagai konsultan pelayanan informasi. Selain itu, sejak tahun 1996, Li diperbantukan untuk mengelola edisi online surat kabar terkenal, The Wall Street Journal. Energina tampaknya berlebih karena di waktu yang sama ia juga sedang mengembangkan perangkat search engine yang menggunakan sistem algoritma. Pada 1997, Li direkrut oleh Disney untuk mengelola search engine bernama Infoseek. Beberapa bulan bekerja di sana, Li merasa tidak nyaman karena Disney dinilainya tidak memegang komitmen untuk mengelola Infoseek secara serius.

Pada 1998, Li berkunjung ke Silicon Valley, kawasan utama yang menjadi pusat perusahaan teknologi informasi di Amerika Serikat. Kedatangan Li ke Silicon Valley adalah untuk merampungkan buku yang sedang ditulisnya. Buku itu berjudul Silicon Valley Business War. Dari semua pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya selama di Amerika itu, Li kemudian bertekad untuk membuat search engine sendiri. Pada 1999, ia pulang ke Cina untuk merealisasikan keinginannya itu.

Akhirnya, pada awal tahun 2000, Li berhasil meluncurkan search engine hasil ciptanya. Li sadar bahwa upayanya itu tidak akan mudah karena berada di tengah persaingan dua raksasa, Google dan Yahoo. Produk Li diberinya nama Baidu yang secara harfiah dapat diartikan dengan makna “ratusan kali”. Nama Baidu terispirasi oleh selarik puisi lama dalam tradisi Cina. Ternyata, Baidu memperoleh sambutan yang meriah dari publik Cina. Apalagi, pamor Google di Cina sedang jatuh karena bermasalah dengan pemerintah di sana. Jadilah Baidu menjadi pilihan utama masyarakat Cina penghuni dunia maya.

Baidu menjadi search engine terbesar di Cina dengan menguasai lebih dari 70 persen segmen pasar. Sedangkan di tingkatan dunia dunia, Baidu menjadi search engine terbesar ketiga yang siap menggoyang kemapanan Google dan Yahoo. Berkat Baidu, nama Robin Li melambung tinggi. Ia menjadi orang terkaya  kedua di Cina dengan kekayaan mencapai 7,2 miliar dollar AS hingga pada awal tahun 2011.


Comments

Popular posts from this blog

10 Kota Terindah di Dunia

Dubai Termasuk dalam Tanda-tanda Kiamat