Kisah Nabi Isa dan Seorang Yahudi




WAHB bin Munabbah bercerita, suatu ketika Isa a.s pergi mengembara di atas bumi ditemani oleh seorang yahudi. Nabi Isa membawa bekal sepotong roti dan si Yahudi membawa dua potong roti. Maka Isa berkata kepada si Yahudi,”Bolehkah aku ikut makan rotimu?” Si Yahudi menjawab, “Tentu.” Tatkala si Yahudi mengetahui bahwa Isa a.s hanya membawa satu potong roti, ia menyesal telah mengiyakannya. Maka, pada saat Isa menunaikan shalat, ia pergi dan memakan sepotong roti miliknya. Selesai shalat, kedua orang itu mengeluarkan bekal makannya.


Nabi Isa kemudian bertanya kepada temannya,”Di mana sepotong rotimu yang lain?” Si Yahudi menjawab,”Ternyata aku hanya membawa sepotong roti saja.” Maka kedua orang itu makan rotinya masing-masing.

Kemudian kedua orang itu melanjutkan perjalanannya. Ketika mereka sampai di dekat sebatang pohon, Nabi Isa berkata kepada si Yahudi,”Wahai kawanku, sebaiknya kita bermalam di bawah pohon ini sampai pagi menjelang.” Si Yahudi menjawab,”Baiklah.” Maka kedua orang itu bermalam di bawah pohon itu hingga pagi datang. Lalu mereka pun melanjutkan perjalanan.

Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seorang buta. Isa berkata kepadanya,”Seandainya aku mengobatimu dan Allah mengembalikan penglihatanmu kembali, apakah engkau mau bersyukur kepada-Nya?” Orang buta itu menjawab,”Tentu.” Maka Isa mengusap kedua matanya sambil membaca doa. Orang buta itu pun dapat melihat kembali. Kemudian Isa berkata kepada si Yahudi,”Demi Zat yang telah mengembalikan penglihatannya, di manakah rotimu yang lain?” Si Yahudi menjawab,”Demi Allah, aku tidak membawa, kecuali hanya sepotong roti.” Nabi Isa terdiam mendengar jawabannya.

Kemudian keduanya melewati beberapa ekor kijang yang sedang merumput. Isa menangkap seekor kijang dan menyembelihnya. Lalu mereka berdua makan daging kijang tersebut. Kemudian Isa berkata kepada kijang yang sudah disembelihnya,”Hiduplah engkau dengan izin Allah.” Kijang itu pun hidup kembali. Si Yahudi merasa takjub melihat keajaiban itu dan berkata,”Mahasuci Engkau ya Allah.” Lalu Isa berkata kepadanya,”Demi Zat yang telah memperlihatkan tanda kebesaran-Nya ini, siapakah yang telah memakan roti yang ketiga?” Si Yahudi menjawab,”Sungguh aku hanya membawa satu potong roti saja.”

Kedua orang itu melanjutkan perjalanan hingga tiba di sebuah sungai besar,lalu Isa memegang tangan si Yahudi dan membawanya berjalan di atas air hingga ke seberang sungai. Si Yahudi merasa takjub dan berkata,”Mahasuci Engkau ya Allah!” Isa bertanya kepadanya,”Demi Zat yang telah memperlihatkan tanda kebesaran-Nya ini, siapakah pemilik roti yang ketiga?” Si Yahudi menjawab,”Sungguh demi Allah, aku hanya membawa sepotong roti saja.”

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan hingga di sebuah kampung besar yang porak poranda. Tiba-tiba di dekat mereka ada tiga bongkahan besar emas, lalu Isa berkata kepada Yahudi,”Satu bongkahan emas untukku, satu bongkahan emas untukmu, dan sebongkah lagi untuk pemilik roti yang ketiga.”Maka si Yahudi berkata,”Akulah pemilik roti yang ketiga. Aku telah memakannya saat engkau melaksanakan shalat.”Isa berkata kepadanya,”Ambillah emas ini untukmu semua!” Lalu Isa meninggalkan seorang diri. Si Yahudi itu tidak mempunyai alat untuk membawa emas itu. Sehingga, ia hanya bisa menungguinya.


Tak lama kemudian datang tiga orang jahat. Melihat si Yahudi menunggui emas, mereka lalu membunuh si Yahudi dan mengambil bongkahan emas itu. Dua orang dari mereka berkata kepada yang lain,”Pergilah ke kampung dan bawalah makanan untuk kami!” Maka orang yang disuruh membeli makanan itu pergi sambil berkata dalam hatinya,”Aku akan menaruh racun pada makanan mereka sehingga mereka berdua mati dan aku bisa menikmati emas itu sendirian.” Maka orang itu pun melaksanakan niat yang dibisikkan setan, kemudian datang menemui kedua orang temannya. Saat ia datang membawa makanan, ia dibunuh oleh kedua orang temannya. Kemudian mereka menyantap makanan beracun itu tanpa menaruh curiga hingga 

akhinya mereka berdua mati keracunan di dekat bongkahan emas.
Beberapa hari kemudian Isa a.s lewat di tempat itu. Tatkala ia melihat keempat orang itu mati tergeletak di dekat bongkahan emas, ia berkata kepada pengikutnya (Hawariyyun),”Seperti inilah dunia memperlakukan penghuninya. Maka hati-hatilah terhadapnya.”

Keserakahan pastilah menuai bencana, maka hati-hatilah terhadapnya.
 

Comments

Popular posts from this blog

10 Kota Terindah di Dunia

Dubai Termasuk dalam Tanda-tanda Kiamat