Peran Keluarga Melindungi Anak dari Dampak Buruk Gadget
sumber: pixabay.com
Pada saat era sekarang, kemajuan teknologi dan komunikasi sangatlah
pesat. Kemajuan teknologi dan komunikasi berdampak pada berbagai bidang
kehidupan. Mulai dari bidang pendidikan, budaya, bisnis dan bidang lainnya. Peran
keluarga sangatlah penting dalam pendidikan anak pada era modern untuk
melindungi anak dari dampak buruk perkembangan teknologi dan komunikasi.
Walaupun terdapat dampak baik dari perkembangan teknologi dan komunikasi, namun
nyatanya banyak juga dampak buruk dari perkembangan teknologi dan komunikasi.
Teknologi dan komunikasi merupakan bidang yang akan terus berkembang sesuai perkembangan zaman. Teknologi dan komunikasi adalah dua hal yang lumrah pada era sekarang. Dikutip dari Plimbi.com (25/11/2015), manfaat dari perkembangan teknologi dan komunikasi adalah mempermudah dalam berinteraksi dan memberi informasi, meningkatkan potensi dalam berbisnis, terciptanya sarana pendidikan yang efektif dan efisien, meningkatnya peluang kerja dan intinya untuk mempermudah kehidupan manusia. Namun faktanya, perkembangan teknologi dan komunikasi yang memunculkan gadget, juga berdampak buruk pada generasi muda saat ini. Berikut adalah dampak buruk dari perkembangan teknologi dan komunikasi beserta solusinya terhadap anak:
a. Pornografi
Sudah bukan hal yang tabu lagi, bahwa perkembangan teknologi
dan komunikasi dapat menjadi peluang bagi industri pornografi untuk menyebar
luas pada dunia internet. Meskipun pemerintah telah berusaha untuk mencegah
ancaman pornografi pada dunia internet, dengan menciptakan Internet Positif,
namun nyatanya masih banyak juga situs pornografi yang lolos dari Internet
Positif. Hal ini menjadi tugas tersendiri bagi pemerintah untuk meningkatkan
sistem teknologi yang dapat mencegah industri pornografi.
Dampak dari
pornografi sangatlah berbahaya, pornografi dengan cepat merangsang keinginan anak untuk menjadi pecandu seksual,
bahkan dapat menjadi pelaku kekerasan seksual. Kekerasan seksual tersebut
umumnya menargetkan anak lain untuk menjadi korban terutama pada anak
perempuan. Anak yang menjadi korban kekerasan seksual umumnya mengalami
penderitaan fisik, psikis dan mental. Sehingga dibutuhkan pelayanan khusus
untuk memulihkan kondisi korban. Sementara itu, anak yang menjadi pelaku
kekerasan seksual juga perlu diberikan pelayanan khusus, dalam memulihkan
kondisinya sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik layaknya anak
normal (Tim Visi Yustisia, 2016). Seorang anak melihat pornografi adalah karena
keinginannya sendiri, atau karena pengaruh lingkungan. Dikutip dari
Kompasiana.com (27/08/2014), Penyebab seseorang anak melihat pornografi adalah sebagai
berikut:
1. Perasaan Anak yang Cemas, Tertekan, Depresi dan Ketakutan
Sumber: pixabay.com
Perasaan anak seperti ini terjadi karena seorang anak yang
tidak terbuka terhadap keluarganya. Masalah yang ada pada anak dipendam dalam
dirinya sendiri, dan tidak diberitahukan pada keluarga, khususnya orang tua.
Seorang anak yang tertutup pada orang tua, disebabkan karena anak kurang
mendapatkan perhatian dari orang tua, anak yang tidak mempercayai kedua orang
tuanya, kebiasaan orang tua mudah marah dan melakukan kekerasan terhadap anak, kurangnya
waktu berkumpul bersama antara orang tua dan anak, orang tua tidak memberikan
pemahan terhadap anak mengenai bahaya pornografi, dan masalah hubungan keluarga
yang diketahui oleh anak. Oleh karena itu, orang tua harus selalu memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada anaknya. Selain itu, orang tua juga harus
meluangkan waktu untuk berkumpul dengan anaknya setiap hari, sehingga anak dapat
curhat mengenai masalah setiap harinya dan juga biasakan untuk mudah bercanda
kepada anak, hal ini dapat membuat hubungan orang tua dan anak menjadi akrab.
Ketika seorang anak melakukan kesalahan, orang tua jangan terbiasa untuk mudah
marah bahkan hingga melakukan kekerasan. Hal itu dapat membuat anak menjadi
tertutup terhadap keluarga. Jika anak melakukan kesalahan, maka orang tua harus
bersikap tegas dan berwibawa terhadap anak dan menjelaskan mengenai dampak
buruk dari kesalahan tersebut. Anak melakukan kesalahan merupakan hal yang
wajar, karena anak sedang dalam tahap belajar. Hal-hal itulah yang dapat
menyebabkan seorang anak terbuka terhadap orang tua. Jika perasaan anak tidak
baik, maka anak lebih mudah untuk terpengaruh hal-hal buruk termasuk pornografi.
2. Lingkungan yang Tidak Baik bagi Anak
lingkungan merupakan hal yang vital bagi anak. Jika seorang
anak berada di lingkungan yang baik, maka anak tersebut akan menjadi baik. Akan
tetapi jika seorang anak berada di lingkungan yang tidak baik, maka anak tersebut
menjadi tidak baik. Cara melindungi anak dari lingkungan yang tidak baik adalah
dengan memilih lingkungan tempat tinggal yang baik dan tidak membiarkan anak
tersebut bergaul dengan anak-anak nakal. Ajak anak untuk mengikuti kegiatan
yang positif, seperti bela diri, olahraga
dan kegiatan keagamaan agar
terhindar dari pergaulan yang buruk.
3. Penggunaan Alat Elektronit atau Gadget (Smartphone, Laptop,Tablet,Television)
Oleh Anak yang Tidak Terkontrol
Sumber: pixnio.com
Orang tua ketika membiarkan anaknya menggunakan alat elektronik
khususnya gadget, maka orang tua tersebut harus juga bisa mengawasi anak dalam
menggunakan gadget. Hal ini untuk mencegah potensi pornografi yang ada pada smartphone, laptop dan tablet. Sebenarnya gadget bagi anak
belum merupakan suatu kebutuhan. Kemungkinan seorang anak menginginkan alat
elektrolit termasuk gadget adalah karena gengsi terhadap teman, atau keinginan
seorang anak untuk bermain games dan
mengakses sosial media yang ada pada gadget.
Orang tua boleh memberikan
kesempatan untuk anak dalam menggunakan gadget, tetapi tidak boleh berlebihan
dalam penggunaannya, terkendali, dan jika bisa
terdapat fitur yang baik pada alat elektrolit untuk perkembangan
pendidikan anak. Kemudian penggunaan television
oleh anak juga patut diawasi. Pastikan sang buah hati melihat tayangan television sesuai dengan usianya agar
terhindar dari tayangan yang tidak sesuai. Selain itu, terdapat tips agar orang
tua atau keluarga dapat mengawasi penggunaan gadget terutama smartphone oleh anak dengan efektif dan
efisien. Dilansir di jalantikus.com (27/01/2018), berikut adalah tips agar
dapat mengawasi penggunaan smartphone
pada anak khususnya android:
- Gunakan Aplikasi Google Family Link
Sumber: play.google.com |
Google membuat aplikasi yang berfungsi untuk mengawasi
penggunaan android oleh anak usia dibawah umur 13 tahun yang belum mempunyai
akun Google. Kebanyakan khasus, si anak memalsukan umurnya sendiri agar dapat
membuat akun Google. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Google membuat
aplikasi Google Family Link.
Instal aplikasi Google Family Link sehingga dapat mengawasi
dan memantau penggunaan android oleh anak karena akun Google yang terhubung
dalam aplikasi tersebut.
- Aktifkan Parental Controls di Play Store
Terdapat berbagai macam aplikasi yang tersedia di Play Store
dibuat dalam berbagai kategori dengan fungsi dan manfaatnya masing-masing.
Namun nyatanya terdapat juga aplikasi dewasa yang tidak pantas diakses oleh
anak di bawah umur.
Cara agar dapat melindungi anak dari aplikasi dewasa yang
tidak pantas adalah dengan mengaktifkan Parental Controls pada Smartphone Android
si anak. Caranya yaitu masuki Play Store > pilih menu Settings > Parantel
Controls > Klik On untuk
mengaktifkannya. Dengan begitu anak akan terhindar dari aplikasi yang tidak
pantas.
- Aktifkan Parental Controls di Google Chrome
Fitur Parantel Controls bukan hanya terdapat pada Play
Store, tetapi juga terdapat pada Browser Google Chrome. Caranya cukup mudah
yaitu masuk ke menu Settings >
pilih Accounts & Privacy >
aktifkan opsi SafeSearch .
- Gunakan Fitur Family Library
Salah satu fitur yang bisa digunakan oleh orang tua adalah
Family Library. Family Library adalah fitur yang memungkinkan orang tua beserta
anggota keluarga, termasuk anak di bawah umur untuk saling berbagi aplikasi.
Sehingga orang tua dapat mengawasi anak dari penggunaan aplikasi yang tidak
pantas.
- Youtube Kids
sumber : youtube.com |
Youtube mempunyai versi khusus untuk anak-anak yang diberi
nama Youtube Kids. Aplikasi ini khusus dibuat untuk anak-anak sehingga orang
tua tidak perlu khawatir terhadap video yang kurang pantas pada aplikasi ini.
Oleh karena itu, Youtube Kids adalah aplikasi yang cocok dan direkomendasikan
untuk anak-anak.
Itulah beberapa tips yang bisa digunakan untuk mengawasi
anak dalam menggunakan smartphone. Selain itu, pemahaman tentang bahaya pornografi juga penting bagi anak.
Selanjutnya adalah penyebab terakhir anak melihat video porno.
Sumber: flickr.com
Perlu diketahui bahwa terkadang pornografi pada dunia
internet dapat muncul secara tidak disengaja. Oleh karena itu, orang tua harus
memberi pemahaman tentang bahaya pornografi. Berikan pemahaman bahwa pornografi
dapat menyebabkan kecanduan tingkat tinggi layaknya narkoba. Pornografi bukan
hanya dapat muncul pada situs pornografi, tetapi juga dapat muncul pada
iklan-iklan yang ada pada internet. Sehingga, seorang anak ketika tidak sengaja
mengakses situs porno, harus dengan segera menutup situs tersebut. Kecanduan
pornografi disebabkan awalnya karena coba-coba membuka situs porno, atau tidak
sengaja mengaksesnya, namun tidak segera menutup situs porno tersebut.
Selain ancaman dari pornografi, terdapat ancaman lainnya
seperti kecanduan menggunakan gadget, penipuan, penculikan dan bullying
pada sosial media yang dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan
pendidikan anak.
b. Kecanduan menggunakan gadget
Pada era kekinian saat ini, tidak dapat dimungkiri bahwa
banyak anak kecanduan menggunakan gadget khususnya
smartphone, baik untuk bermain games, menonton film dan video, dan
penggunaan aplikasi smartphone yang
tidak diawasi. Penyebab generasi muda kecanduan menggunakan smartphone adalah generasi muda yang
tidak dapat mengontrol penggunaan alat elektrolit, dan tidak adanya pengarahan
dari keluarga khususnya orang tua. Bayangkan, sudah banyak anak yang tingkat
pendidikannya masih Sekolah Dasar, sudah memiliki smartphone. Penggunaan smartphone
oleh anak kebanyakan adalah hanya untuk sekedar hiburan.
Generasi anak muda yang belum dewasa, tentunya masih belum
dapat mengontrol dalam penggunaan gadget. Belum lagi jika pada
aplikasi smartphone tersebut, terdapat
unsur pornografi yang dapat memicu anak penasaran untuk membuka situs porno. Oleh karena itu, diperlukan peran orang tua untuk mengarahkan anaknya dalam
penggunaan gadget, atau bahkan jangan berikan kesempatan pada anak
untuk menggunakan gadget.
Dikutip dari Kompas.com (22/04/2017), perlu diketahui bahwa
Bill Gates, pendiri software raksasa
Microsoft, orang kedua terkaya di dunia tahun 2018, versi Majalah Forbes,
ternyata melarang anaknya untuk memiliki ponsel hingga berumur 14 tahun.
Sekalipun anaknya sudah dibolehkan memiliki ponsel, Gates tetap mengatur dan
mengawasi penggunaannya dengan ketat. Gates rupanya tidak ingin anaknya sibuk
sendiri memainkan ponsel dan menghabiskan waktu lebih lama menatap layar
ponsel.
Bill Gates paham jika penggunaan smartphone
pada anak dapat mematikan jiwa sosialnya. Jika Bill Gates saja melarang anaknya
menggunakan ponsel hingga berumur 14 tahun, lantas setidaknya kita minimal
mengawasi dan memberi pengarahan terhadap anak dalam menggunakan gadget
khususnya smartphone. Pastikan ketika sedang berkumpul keluarga, jangan biarkan
anak memainkan smartphone.
Berikan jadwal-jadwal khusus anak dalam menggunakan smartphone. Semisal jangan membiarkan seorang anak memainkan smartphone hingga satu jam lebih, dan yang terpenting arahkan anak untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial mulai dari olahraga, seni, bela diri hingga kegiatan keagamaan. Hal ini bermanfaat untuk menumbuhkan jiwa sosial pada anak, dan membuat anak menjadi sibuk agar terhindar dari waktu luang yang digunakan untuk memainkan alat gadget khususnya smartphone.
c. Penipuan, Penculikan dan Bullying pada Sosial Media
Penipuan, penculikan dan bullying
pada sosial media terjadi karena ada
interaksi antara anak dengan seseorang yang tidak dikenal. Ketika anak menggunakan
alat elektrolit untuk mengakses sosial media, pastikan anak tersebut hanya
berinteraksi dengan keluarga, teman dan orang-orang yang dikenal dan dipercaya.
Jangan biarkan anak untuk berinteraksi di sosial media dengan orang yang tak
dikenal.
Beri pemahaman kepada anak bahwa seseorang yang tak dikenal di sosial
media, tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Banyak khasus penipuan dan penculikan
karena berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal. Sedangkan untuk menghindari
khasus bullying di sosial media pada
anak. Beri pemahaman kepada anak untuk menghindari segala berita di sosial
media yang mencakup politik. Karena kebenaran berita di sosial media belum tentu
dapat dipercaya, atau bisa disebut hoax. Selain itu jika anak tersebut
berkomentar pada sosial media mengenai berita politik, maka anak tersebut akan
menjadi korban bullying oleh
orang-orang dewasa.
Sudah banyak khasus seorang anak yang ikut berkomentar
mengenai berita politik di sosial media, menjadi bulan-bulanan bullying oleh orang yang lebih dewasa.
Keluarga harus memastikan bahwa anak mengikuti informasi di sosial media yang
sesuai dengan umurnya. Mulai dari informasi olahraga, hiburan bahkan
pendidikan. Selain itu, beri pemahaman kepada anak bahwa jangan menulis
komentar yang buruk di sosial media. Mulai dari komentar yang menghina,
menghujat, mencaci maki dan segala jenisnya. Dan juga beri pemahaman kepada
anak untuk menghindari segala berita atau informasi di sosial media yang
mengandung unsur menebar kebencian, menghina, mengadu domba dan lain
sebagainya.
Itulah beberapa solusi dalam melindungi anak dari dampak
buruk perkembangan teknologi yang paling sering terjadi pada masa kini. Semua
kembali kepada kepedulian keluarga dalam mendidik anaknya. Jika keluarga peduli
dalam mendidik generasi muda menjadi lebih baik, maka kelak generasi muda
tersebut yang akan membahagiakan keluarganya, dan juga berguna bagi nusa dan
bangsa.
#sahabatkeluarga
sumber :
Tim Visi Yustisia. 2016. Konsolidasi Undang-Undang Perlindungan Anak UU RI NO. 23/2002 & UU RI NO. 35/2014. Jakarta: PT Visimedia Pustaka.
Jalantikus. (2018, 27 Januari). 6 Pengaturan Wajib Smartphone Android untuk Anak di Bawah Umur. Diperoleh 26 Juli 2018, dari https://jalantikus.com/tips/pengaturan-android-untuk-anak/20047/bill.gates.ternyata.larang.anaknya.memiliki.ponsel
Kompasiana. (2014, 27 Agustus). Penyebab Adiksi Pornografi dan Cara Mengatasinya. Diperoleh 20 Juli 2018, dari https://www.kompasiana.com/amardhatillah/54f5f21da333112d068b45af/penyebab-adiksi-pornografi-dan-cara-mengatasinya
Kompas. (2017, 22 April). Bill Gates Ternyata Melarang Anaknya Memiliki Ponsel. Diperoleh 20 Juli 2018,dari https://tekno.kompas.com/read/2017/04/22/17020047/bill.gates.ternyata.larang.anaknya.memiliki.ponsel
Plimbi. (2011, 25 November). Manfaat Teknologi Informasi di Berbagai Bidang. Diperoleh 20 Juli
2018, dari https://www.plimbi.com/article/3603/manfaat-teknologi-informasi-diberbagai-bidang-&hl=id-ID
Comments
Post a Comment