Renungkan, Hikmah Dibalik Gempa Bumi berdasarkan Islam
Sumber : pixabay.com |
Baru-baru ini, terjadi musibah gempa bumi di wilayah Nusa
Tenggara Barat. Gempa bumi tersebut menyebabkan kerugian yang sangat besar dan
memakan banyak korban. Sejatinya gempa bumi termasuk dalam fenomena alam, namun
pernahkah kalian terpikir apakah peristiwa gempa bumi atau suatu musibah lain,
juga disebabkan oleh perbuatan dosa yang dilakukan manusia. Banyak orang yang
perpikir bahwa ini hanyalah termasuk fenomena alam biasa, namun bagi orang-orang
yang beriman dan percaya terhadap agamanya, seharusnya meyakini bahwa ini
termasuk dalam peringatan dari Allah ‘azza
wa Jalla terhadap umatnya?
Dilansir dari m.liputan6.com (09/08/2018), gempa bumi besar
di wilayah Nusa Tenggara Barat terjadi pada tanggal 5 Agustus 2018, dengan
getaran hingga 7,0 SR. Selain itu, hingga saat ini telah terjadi gempa hingga
sebanyak 355 kali. Lantas apakah ini hanyalah merupakan fenomena alam
biasa? Bukankah peristiwa alam dapat
terjadi karena izin dari Allah ‘azza wa
Jalla?
Pada hakekatnya manusia diciptakan di atas bumi untuk
beribadah kepada-Nya.
“Dan tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”(QS. Adz
Dzariyat: 56)
Kita dapati secara langsung, banyak dari golongan manusia
yang lalai dalam beribadah kepada-Nya, dan bahkan melakukan segala sesuatu yang
dilarang oleh Allah ‘Azza Wa Jalla termasuk
penulis artikel ini. Oleh karena itu, tidak jarang Allah ‘azza Wa Jalla memperingatkan manusia melalui kekuasaan-Nya,
termasuk bencana alam.
“Dan musibah apapun
yang kalian terima adalah karena perbuatan tangan kalian sendiri, Allah
memaafkan sebagian dari kesalahan-kesalahanmu.” (QS. Asy-Syuura : 30)
Musibah gempa yang terjadi, sejatinya disebabkan oleh
perbuatan dosa yang dilakukan manusia. Dengan adanya musibah gempa itulah,
Allah ‘azza Wa Jalla mencoba untuk
memperingatkan manusia, menegur manusia dan menguji manusia.
Dilansir dari arrahmah.com (16/12/2017), Suatu saat pernah
terjadi gempa di Madinah saat zaman Rasulullah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa Sallam lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata,
“Tenanglah...belum datang saatnya bagimu. Lalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
Sallam menoleh ke arah para sahabat dan berkata, ‘Sesungguhnya Rabb kalian
menegur kalian...maka jawablah, “Berbuatlah
supaya Allah ridha kepada kalian!”
Khalifah Umar bin Khattab Radiallahu Anhu, rupanya mengingat
kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada
penduduk Madinah, “Wahai manusia, apa ini? Alangkah cepatnya, apayang kalian
kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku
tak akan bersama kalian lagi.”
Coba kita renungkan baik-baik. Pada masa kekhalifahan Umar
bin Khattab Radiallahu Anhu, terjadi gempa. Padahal saat itu masa-masanya
khilafah, masih banyak kaum muslimin dari golongan sahabat, tetapi Umar bin
Khattab Radiallahu Anhu, memperingatkan masyarakat madinah terhadap perbuatan
maksiat mereka. Lantas bagaimana dengan perbuatan maksiat yang dilakukan oleh
masyarakat zaman sekarang? zaman khilafah saja Madinah pernah terguncang karena
perbuatan maksiat masyarakatnya, apalagi pada saat zaman sekarang.
Seandainya jika Allah menghendaki, maka
bisa saja tanah dan gunung di bumi terguncang dan terbalik seperti yang dialami
oleh kaum sodom, kaumnya Nabi Luth Alaihissalam.
“Maka masing-masing
(mereka itu) kami siksa disebabkan
dosanya, maka di antara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu
krikil, dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur (halilintar),
dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka
ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya
mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS.
Al-Ankabut: 40)
Sudah berapa banyak umat yang dibinasakan Allah Azza ‘Wa Jalla karena perbuatan dosa
mereka. Oleh karena itu, sepatutnya kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah
dari musibah bencana alam yang terjadi. Bagi korban gempa bumi di wilayah Nusa
Tenggara Barat, semoga diberi ketabahan, kesabaran, iman dan takwa. Bagi kaum
muslimin yang lain, hendaknya memperbaiki diri dengan meningkatkan iman dan
takwa, serta menjauhi larangan-Nya. Selain itu, hendaklah menolong saudara kita
di Nusa Tenggara Barat, jika tidak bisa membantu dalam segi material, minimal
menitipkan doa bagi masyarakat korban gempa di Nusa Tenggara Barat.
Nabi shallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
“Sayangilah (saudara
kalian), maka kalian akan disayangi.”(Diriwayatkan oleh Ahmad dalam
musnadnya no.6255)
Bersyukurlah kepada Allah ‘azza wa Jalla masih memberikan kesempatan kepada sebagian besar
umat muslim untuk meningkatkan iman dan takwa. Itulah hikmah dari adanya
bencana alam, jika terdapat kekurangan dan kesalahan pada kata, sesungguhnya
hal itu murni dari penulis yang tak luput dari dosa. Jazakallahu khoiron.
Sumber:
m.liputan6.com (09/08/2018). Mengapa Gempa Susulan di Lombok Terjadi Ratusan Kali?. https://m.liputan6.com/ucnews/3614130/mengapa-gempa-susulan-di-lombok-terjadi-ratusan-kali?utm_source=Digital+Marketing&utm_medium=Partnership&utm_campaign=ucnews
dalamislam.com (31/01/2018). Gempa Bumi Menurut Islam dan Dalilnya. https://dalamislam.com/info-islami/gempa-bumi-menurut-islam
rumaysho.com (09/10/2009). Nasehat Ulama:Di Balik Musibah Gempa Bumi. https://rumaysho.com/548-nasehat-ulama-di-balik-musibah-gempa-bumi.html
arrahmah.com (16/12/2017). Muhasabah : Gempa Bumi, Maksiat, Mahkamah Konstitusi Dan Lolosnya Pasal
LGBT. https://www.arrahmah.com/2017/12/16/muhasabah-gempa-bumi-maksiat-mahkamah-konstitusi-dan-lolosnya-pasal-lgbt/
Comments
Post a Comment